Minggu, 25 Maret 2012

ANGGOTA TATA SURYA DAN KARAKTERISTIKNYA

                             KARAKTERISTIK MATAHARI DAN PLANET-PLANET
Setelah kita mengetahui apa saja yang menjadi anggota tata surya,
bagaimana susunan tata surya, serta bagaimana pergerakan setiap anggota tata
surya, maka hal selanjutnya perlu diketahui dan dipahami adalah bagaimana
struktur setiap anggota tata surya, terbentuk dari unsur-unsur apa saja setiap
anggota tata surya, serta bagaimana karakteristik setiap anggota tata surya. Mari
kita mulai dengan pusat tata surya yaitu Matahari. Matahari merupakan pusat tata
surya yang memiliki ukuran jauh lebih besar dari ukuran planet-planet. Unsurunsur
pembentuk Matahari terbanyak adalah hidrogen dan helium, oleh karena itu
massa jenis Matahari tergolong rendah. Struktur Matahari terdiri atas empat
lapisan, yaitu bagian inti, lapisan fotosfer, lapisan kronosfer, dan lapisan korona.
Suhu Matahari sangatlah tinggi, di bagian inti Matahari dapat mencapai 15 juta
kelvin, sedangkan di lapisan fotosfer diperkirakan sekitar 5700 K. Bagian
Matahari yang dapat dilihat manusia adalah lapisan cahaya atau fotosfer. Suhu
yang teramat tinggi di inti Matahari diyakini sebagai pemicu terjadinya reaksi fusi
nuklir yang menghasilkan energi yang ditransmisikan keruang angkasa termasuk
ke Bumi.
Kalau planet-planet bagaimana? Ditinjau dari ukurannya planet ada yang
berukuran kecil dan ada yang tergolong besar. Diantara plenet yang berukuran
besar adalah Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus, sedangkan yang ukurannya
kecil adalah Merkurius, Venus, Bumi, dan Mars. Jika ditinjau dari unsur
pembentuknya, dapat digolongkan planet yang mirip Bumi (terrestrial) dan planet
yang mirip Matahari. Planet terrestrial pada intinya banyak mengandung logam
paduan besi (besi-nikel) dan lapisan tipis selubung dari bahan silikat, sehingga
massa jenisnya tergolong besar, sedangkan planet besar (mirip Matahari) disusun
terutama oleh unsur-unsur hidrogen dan helium dalam fase cair atau gas. Adanya
perbedaan massa jenis dan massa setiap planet telah menyebabkan adanya
perbedaan percepatan gravitasi pada masing-masing planet. Terkait dengan unsur
pembentuk dan jaraknya ke Matahari, suhu setiap planet berbeda-beda. Albedo
masing-masing planet juga berbeda, sehingga setiap planet tampak memancarkan
cahaya yang berbeda terangnya jika diamati dari Bumi.
A. Karakteristik Matahari
Seperti telah diungkapkan sebelumnya pada BBM 6, jarak matahari dari
bumi adalah 149. 600. 000 km (dibulatkan menjadi 150 juta km). Jarak ini
dinamakan satu satuan astronomi (1 SA) atau satu astronomic unit (disingkat 1
au). Jadi jika ada suatu bintang yang jaraknya dari bumi adalah 40. 000. 000.
0000. 000 km, maka jarak ini setara dengan
S267380 A
149.600.000
40.000.000.000.000 =
Pertanyaan yang mungkin muncul di benak anda adalah bagaimana cara
menentukan jarak Bumi ke Matahari sehingga diperoleh angka sebesar itu ?
Gambar 7.1. Teknik penentuan jarak matahari dari bumi
Teknik modern yang digunakan untuk menentukan jarak Matahari dari Bumi
adalah dengan cara mengukur jarak planet terdekat dari bumi, yaitu planet Venus
Lintasan Venus Lintasan bumi
M
B
V
a
b
(a+b)
dengan menggunakan gelombang radar (microwave). Misalkan pada suatu saat,
kedudukan Bumi, Venus dan Matahari membentuk suatu segitiga BMV (Gambar
7.1). Jika sudut yang diapit oleh garis hubung antara Bumi-Matahari dan garis
hubung Bumi-Venus adalah a, dan sudut yang diapit oleh garis hubung Matahari-
Venus dan garis hubung Matahari-Bumi adalah b, maka berdasarkan persamaan
aturan sinus yang berlaku untuk sehitiga BMV dapat diperoleh hubungan seperti
berikut: (Kanginan, 1999)
( sin[180 a b )] sinb
MB VB =
- +
(7.1)
tetapi karena
sin[180 - (a +b )]=sin (a +b )
maka persamaan 7.1 menjadi :
sin(a b ) sinb
MB VB =
+
(7.2)
Jarak antara Venus dan Bumi (VB) dapat ditentukan dengan cara mengukur
selang waktu (Dt) yang diperlukan oleh gelombang radar yang dipancarkan dari
Bumi untuk menempuh jarak pergi-pulang Bumi-Venus. Persamaan yang
digunakan untuk menentukan VB adalah :
2
c t
VB
= ´D (7.3)
dimana c adalah kecepatan gelombang radar yang nilainya sekitar 3 x 108 m/s.
Karena VB dapat ditentukan, sudut a dan b dapat diukur, maka jarak Matahari
dan Bumi (MB) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 7.2. Dengan
teknik seperti itu diperoleh garak Matahari dari Bumi kira-kira 149. 600. 000 km
yang setara dengan 1 SA. Itulah teknik yang digunakan untuk menentukan jarak
Bumi-Matahari, karena tidak dapat diukur secara langsung.
Dimensi Matahari
Matahari memiliki ukuran garis tengah (diameter) sekitar 1. 400. 000 km
atau memiliki jari-jari (r) sekitar 700. 000 km. Mungkin di benak anda muncul
pertanyaan, bagaimana jari-jari Matahari dapat ditentukan padahal jaraknya saja
jauh sekali dari Bumi? Jika Matahari dianggap berbentuk bola, maka volume
matahari (V) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan volume bola seperti
berikut : (Kanginan, 1999)
3
3
V = 4 p r (7.4)
( )( )3 3 3,14 700.000
V = 4 km
V = 1,44´1018 km3
Jika dibandingkan dengan volume Bumi yang memiliki ukuran jari-jari 109 kali
lebih kecil dari jari-jari Matahari, maka volume Matahari ini kira-kira setara
dengan 1.300.000 kali volume Bumi.
Gambar 7.2. Cara penentuan jari-jari matahari
D 2q q Bumi
Matahari
r
R
Jari-jari matahari dapat ditentukan dengan cara mengukur sudut pandang garis
tengah matahari (D) dari Bumi dan menggunakan aturan perbandingan tangen
sudut. Cara ini dapat digunakan sehubungan jarak antara Matahari dan Bumi telah
diketahui.
Pada Gambar 7.2, r adalah jarak antara Matahari dengan Bumi, R adalah jari-jari
Matahari, dan 2q adalah sudut pandang garis tengah Matahari dari Bumi. Untuk
sudut q yang sangat kecil, maka nilai tangen q mendekati nilai q, sehingga :
r
R
tan gen q » q =
atau
R =q r (7.5)
Hasil pengukuran menunjukkan bahwa sudut pandang garis tengah Matahari dari
Bumi (2q) adalah sekitar 0,53o. Dengan demikian nilai q adalah sekitar 0,265o
yang identik dengan
o radian 4,625 radian
180
0,265
0,265 = ´p =
Dengan mensubstitusikan nilai q ini ke persamaan 7.5 akan didapat nilai jari-jari
matahari seperti berikut :
R=q r =(4,625)(145.6000.000 km)
R= 6,9 ´ 105 km
Begitulah jari-jari Matahari dapat ditentukan.
Massa Matahari adalah sekitar 1,99 x 1030 kg, atau 300. 000 kali lebih
besar dari massa Bumi (5,98 x 1024 kg). Bagaimana pula massa Matahari dapat
ditentukan? Massa Matahari dapat ditentukan dari hukum interaksi (gravitasi)
Newton. Sebagaimana telah dibahas pada BBM 6, Bumi bergerak mengitari
Matahari dengan jari-jari orbit r, seperti ditunjukkan pada Ganbar 7.3. Gaya
sentripetal yang menyebabkan Bumi berotasi mengelilingi Matahari adalah gaya
gravitasi Matahari terhadap Bumi, sehingga berlaku hubungan : (Tjasyono, 2003)
Gambar 7.3. Interaksi Bumi dan Matahari
Fsentripetal = Fgravitasi
2
2
r
Mm
G
r
v
m = (7.6)
atau
G
v r
M
2
= (7.7)
karena kecepatan linier v dapat dinyatakan dalam kecepatan sudut w melalui
hubungan v = w r, maka persamaan 7.7 dapat dituliskan sebagai ;
G
r
M
w 2 3 = (7.8)
Bumi
Matahari F
r
Orbit Bumi
tetapi karena kecepatan sudut ini erat hubungannya dengan periode revolusi Bumi
melalui hubungan
T
w p 2 = (7.9)
maka persamaan 7.8 menjadi ;
2
4 2 3
GT
r
M
= p (7.10)
dengan memasukkan nilai-nilai r, G, dan T ke persamaan 7.20, akan diperoleh
massa Matahari seperti berikut :
( )
( 11 2 2 )( 7 )2
2 10 3
6,67 10 3,15 10
4 1,496 10
Nm kg s
m
M
´ ´
= ´
- -
p
= 1,997 x 1030 kg
Begitulah cara yang paling masuk akal untuk menentukan massa Matahari.
Jika massa matahari ini dibagi dengan volumenya, maka akan diperoleh
besaran massa jenis Matahari (r), seperti berikut :
V
M r = (7.11)
3
18 3
30
1382 /
1,44 10
1,99 10
kg m
m
kg =
´
r = ´
Meskipun massa Matahari sangat besar, namun massa jenisnya hanya 1,4 kali
massa jenis air (rair = 1000 kg/m3). Sebaliknya Bumi yang massanya jauh lebih
kecil dari matahari, massa jenisnya jauh lebih tinggi, yaitu 5,5 kali massa jenis air.
Pertanyaannya, mengapa demikian? Massa jenis Matahari yang rendah ini
berkaitan dengan fakta yang menunjukkan bahwa massa matahari tidak tersebar
merata di seluruh volumnya. Massa matahari yang tinggi hanya terjadi pada
pusatnya (inti) sedangkan bagian luar inti sebagian besar ditempati oleh gas-gas
yang ringan. Jadi massa jenis Matahari yang besar hanya pada bagian inti, yaitu
mencapai 100 kali massa jenis air, tetapi massa jenis untuk bagian luarnya sangat
kecil, jadi jika dirata-ratakan untuk seluruh volum Matahari maka massa jenisnya
akan menjadi kecil (Kanginan, 1999).
Unsur-Unsur Kimia Pembentuk Matahari
Setiap zat atau benda baik yang ukurannya besar maupun kecil sudah tentu
terbentuk dari unsur-unsur kimiawi. Unsur-unsur kimiawi apa sajakah yang
membentuk Matahari? Dan bagaimana cara mengidentifikasi unsur-unsur kimia
yang ada di Matahari? Unsur-unsur kimia pembentuk Matahari dapat ditentukan
melalui analisis spektrum sinar Matahari yang berupa garis-garis gelap. Cabang
ilmu fisika yang secara khusus mempelajari spektra Matahari dengan
menggunakan bantuan spektroskop, spektrometer, atau spektograf disebut
spektroskopi. Hasil analisis terhadap spektra Matahari yang dilakukan dalam
kurun waktu sekitar satu abad, menunjukkan bahwa unsur pembentuk Matahari
terbanyak adalah hidrogen (H) dan helium (He). Hidrogen sebanyak 75 % dan
helium sebanyak 20 %. Unsur-unsur yang lebih berat hanya kira-kira sekitar 2 %
yang terdiri dari unsur-unsur oksigen (O2), karbon (C), dan neon (Ne). Secara
rinci unsur-unsur pembentuk Matahari ditunjukkan pada tabel 7.1 (Kanginan,
1999)
Matahari terdiri dari campuran atom-atom gas, inti-inti atom, dan partikelpartikel
sub-atomik, yaitu : elektron, proton, neutron, positron (elektron
bermuatan positif), dan neutrino (partikel tak bermuatan). Seluruh massa materi
pembentuk Matahari ini disebut plasma karena pada suhu yang sangat tinggi
(suhu Matahari) semua atom akan terionisasi sempurna membentuk plasma. Suhu
yang sangat tinggi di Matahari ini hampir tidak memungkinkan adanya senyawa
kimia di Matahari.
Tabel 7.1. Unsur-unsur pembentuk Matahari
No Unsur Kimia Persen dari massa
Matahari
1 Hidrogen (H) 76,4
2 Helium (He) 21,8
3 Oksigen (O2) 0,8
4 Karbon (C) 0,4
5 Neon (Ne) 0,2
6 Besi (Fe) 0,1
7 Nitrogen (N) 0,1
8 Silikon (Si) 0,08
9 Magnesium (Mg) 0,07
10 Sulfur (S) 0,05
11 Nikel (Ni) 0,01
Suhu Matahari
Setiap pagi kita sering merasakan hangatnya sinar Matahari, bahkan kalau
siang hari lebih panas lagi. Panas dipermukaan Bumi ini timbul akibat
meningkatnya suhu ketika permukaan Bumi menerima sinar Matahari. Kita yang
berada sangat jauh dari Matahari masih dapat menerima panasnya, tentu suhu di
Matahari sangatlah tinggi. Berapakah suhu Matahari dan bagaimana cara
menentukannya? Itulah pertanyaan-pertanyaan yang mungkin muncul di benak
anda. Suhu Matahari sangatlah tinggi dan tidak bisa diukur secara langsung.
Untuk mengetahui suhu dan menaksir keadaan-keadaan di Matahari, para ahli
astronomi menggunakan berbagai metode pengamatan yang didasarkan atas
berbagai teori, misalnya teori penyusutan Helmholtz memperkirakan bahwa suhu
di bagian inti Matahari dapat mencapai 15 juta kelvin (K). Suhu ini dipercaya
sebagai suhu pada inti matahari yang menyebabkan reaksi fusi inti dapat
berlangsung.
Energi yang memancar dari inti Matahari memanaskan permukaan luarnya
(fotosfer). Suhu fotosfer bisa ditentukan dari hukum pergeseran Wien, yaitu
dengan cara mengamati spektrum radiasi Matahari. Dengan menggunakan hukum
ini, suhu fotosfer dapat diperkirakan sekitar 5700 K (Kanginan, 1999).
Struktur Matahari
Bagaimana struktur fisik dari Matahari dan proses-proses apa yang terjadi
pada bagian-bagian struktur Matahari? Struktur Matahari terdiri atas empat
lapisan, yaitu bagian inti Matahari (Solar Core), lapisan fotosfer (Photospere),
lapisan kromosfer, dan lapisan korona (Corona), seperti ditunjukkan pada Gambar
7.4. Inti Matahari adalah bagian dalam Matahari yang merupakan pusatnya.
Gambar 7.4. Struktur Matahari (http://en.wikipedia.org)
Bagian ini merupakan tempat terjadinya proses pembentukan energi melalui
reaksi fusi rantai proton-proton. Oleh karena itu suhu di bagian inti Matahari
sangat tinggi, kira-kira mencapai 15 juta kelvin. Energi yang dihasilkan
dirambatkan menuju bagian permukaan Matahari melalui dua cara, yaitu pertama
perambatan energi dari inti Matahari menuju permukaan Matahari secara radiasi
(pancaran gelombang elektromagnetik) melalui plasma (gas panas) yang memiliki
massa jenis besar yang terdapat di bagian dalam Matahari. Kedua perambatan
energi dari bagian inti yang dekat ke permukaan menuju permukaan matahari
secara konveksi (perpindahan panas yang disertai perpindahan partikel-partikel
perantaranya) (Kanginan, 1999).
Fotosfer (Photosphere) atau disebut juga lapisan cahaya adalah bagian
Matahari yang dapat dilihat manusia. Batas sebelah luar dari fotosfer merupakan
pinggiran (tepi) cakram matahari yang tampak seperti cahaya putih. Karena itu
fotosfer disebut juga cakram Matahari. Lapisan fotosfer tidak terlalu tebal,
kedalamannya hanya sekitar 320 km atau kurang dari 1/2000 jari-jari Matahari.
Suhu fotosfer bagian dalam dapat mencapai 6000 K, sedangkan di bagian luarnya
hanya sekitar 4300 K. Gas-gas panas pada fotosfer memancarkan cahaya dengan
intensitas yang sangat kuat, sehingga cahaya fotosfer tampak nerwarna kuning
jika dilihat dari bumi. Unsur –unsur utama penyusun Fotosfer adalah hidrogen (94
%), helium (5,9 %), dan elemen-elemen yang lebih berat seperti karbon, oksigen,
nitrogen, dan neon (0,1 %).
Lapisan kromosfer adalah lapisan yang terdapat di atas lapisan fotosfer,
yang disebut juga atmosfer Matahari. Unsur penyusun atmosfer ini sebagian besar
adalah hidrogen. Atmosfer Matahari terdiri dari dua lapisan, yaitu lapisan bawah
yang paling dekat dengan fotosfer yang disebut kromosfer atau bola warna dan
lapisan atas atau sebelah luar yang disebut korona atau mahkota. Lapisan
kromosfer menjulang 12000 km di atas fotosfer, dan memiliki tebal kira-kira 2500
km. Suhu pada bagian atas lapisan ini dapat mencapai di atas 10000 K. Kromosfer
dan korona biasanya tidak dapat dilihat oleh manusia di Bumi, karena intensitas
sinar yang dipancarkan oleh keduannya tidak sekuat yang dipancarkan oleh
fotosfer, sehingga cahaya yang menyilaukan dari fotosfer merintangi manusia
untuk melihat keduanya. Hal lain yang juga merintangi manusia untuk melihat
kromosfer dan korona adalah efek dari atmosfer bumi. Namun demikian pada saat
tertentu atmosfer Matahari (kromosfer dan korona) dapat juga dilihat oleh
manusia, yaitu ketika terjadi gerhana Matahari total (Bulan menutupi fotosfer).
Dalam kejadian ini kromosfer dapat dilihat manusia, bentuknya seperti cincin
kecil dengan nyala merah kuat.
Korona adalah lapisan atmosfer Matahari yang terletak di sebelah atas
kromosfer. Meskipun letaknya jauh dari inti matahari sebagai penghasil energi,
korona memiliki suhu yang jauh lebih tinggi dibanding lapisan kromosfer, para
ahli astronomi memperkirakan suhu korona mencapai 2.000.000 kelvin pada
bagian luarnya. Hal yang menyebabkan suhu korona demikian tinggi meskipun
jaraknya jauh dari inti adalah akibat adanya pemaksaan pemindahan kalor (energi)
secara konveksi pada fotosfer dan kromosfer, memanaskan secara intensif gas
yang sangat tipis pada lapisan korona. Akibat suhu yang sangat tinggi ini, korona
mengembang sangat cepat dalam ruang hampa. Selama gerhana matahari total
berlangsung, fotosfer tertutup oleh bulan dan akan tampak oleh mata telanjang
suatu bentuk mahkota di sebelah luar cincin berwarna merah (kromosfer). Oleh
karena itu korona disebut juga mahkota Matahari.
Gambar 7.5. Korona (http://en.wikipedia.org)
Sebetulnya untuk mengamati korona tidak perlu menunggu terjadinya gerhana
Matahari total. Korona dapat diamati dengan menggunakan bantuan alat teleskop
khusus yang disebut koronagraf (coronagraph), yang dapat menciptakan gerhana
matahari total buatan karena alat ini dilengkapt dengan suatu cakram hitam yang
diletakkan sedemikian rupa sehingga dapat menutupi cahaya dari fotosfer.
Gambar 7.5 memperlihatkan citra korona.
B. Karakteristik Planet-Planet
Setelah kita mengetahui karakteristik Matahari, marilah sekarang kita
mempelajari karakteristik masing-masing planet anggota tata surya, apa saja
persamaan dan perbedaan dari karakteristik setiap planet?
1. Karakteristik Planet Merkurius
Bagaimanakah karakteristik planet Merkurius? Planet Merkurius memiliki
ukuran garis tengah sekitar 4. 862. 000 km. Massanya sekitar 0,055 kali massa
Bumi, dan massa jenisnya adalah sekitar 5400 kg/m3. Jaraknya dari Matahari
adalah 0,39 SA. Periode revolusi planet Merkurius adalah 88 hari, sedangkan
periode rotasinya adalah 59 hari. Percepatan gravitasi Merkurius adalah 0,38 kali
percepatan gravitasi Bumi. Citra planet Merkurius ditunjukkan pada Gambar 7.6
Gambar 7.6. Citra planet Merkurius (http://en.wikipedia.org)
Planet merkurius memiliki medan magnet yang lemah sehingga
kemungkinan besar bagian dalam Merkurius mirip dengan Bumi, yaitu pada
intinya banyak mengandung logam paduan besi (besi-nikel) dan lapisan tipis
selubung dari bahan silikat. Suhu permukaan planet ini pada siang hari sangat
tinggi, dapat mencapai 700 K (427oC), pada saat Matahari terbenam (sore hari)
suhu pernukaan Merkurius menurun hingga mencapai 425 K (152oC), dan suhu
terendah terjadi pada tengah malam, yaitu mencapai sekitar 100 K (-173o C). Ini
merupakan rentang temperatur terbesar dibanding rentang temperatur yang terjadi
pada planet-planet lain dalam sistem tata surya kita. Di Bumi variasi suhu antara
siang dan malam jarang sekali melebihi 20 K.
Hari-hari panas yang lama dan laju penurunan suhu yang sangat cepat
menandakan bahwa Merkurius tidak memiliki atmosfer. Merkurius hanya
memantulkan 6 persen cahaya matahari yang diterimanya (albedo Merkurius
adalah sekitar 0,06) (Kanginan, 1999, Tjasyono, 2003).
2. Karakteristik Planet Venus
Bagaimanakah karakteristik planet Venus ? Planet Venus memiliki ukuran
garis tengah sekitar 12. 190. 000 km. Massanya sekitar 0,82 kali massa Bumi, dan
massa jenisnya adalah sekitar 5200 kg/m3. Jaraknya dari Matahari adalah 0,72
SA. Periode revolusi planet Venus adalah 225 hari, sedangkan periode rotasinya
adalah 243 hari (retrogade). Percepatan gravitasi Venus adalah 0,91 kali
percepatan gravitasi Bumi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa planet Venus
tidak memiliki medan magnet yang terasa pengaruhnya seperti di Bumi. Dengan
massa jenis yang hampir sama dengan Bumi, diperkirakan bagian dalam planet
Venus mirip dengan bagian dalam Bumi, yaitu mengandung lapisan batuan besar
dan inti logam. Gambar 7.7 menunjukkan citra Venus.
Atmosfer Venus mengandung kira-kira 96 % karbondioksida, 3 %
nitrogen, sejumlah argon, sedikit uap air (bervariasi antara 0,1% hingga 0,4 %),
oksigen, hidrogen klorida, hidrogen flourida hidrogen sulfida, sulfur dioksida,
helium, dan karbon monoksida.
Gambar 7.7. Citra planet Venus (http://en.wikipedia.org)
Suhu pada planet ini juga sangat tinggi, pada permukaannya suhu
mencapai 480oC, cukup untuk melebur beberapa jenis logam seperti alumunium,
timbal, dan seng. Suhu yang sangat tinggi ini diprediksi terjadi sebagian akibat
adanya suatu peristiwa yang dikenal sebagai efek rumah kaca. Dalam peristiwa
ini, sinar Matahari masuk melalui atmosfer dan memanasi permukaan planet.
Sinar yang panas ini lalu diradiasikan keluar, tetapi tidak dapat menembus
karbondioksida atmosfer. Sinar radiasi tersebut malah terperangkap diantara
permukaan planet dan lapisan bawah selubung awan. Peritiwa tersebut
menyerupai suatu rumah kaca yang bagian atapnya dirancang untuk mengurung
udara panas, sehingga menjadi sebuah rumah panas. Planet Venus memantulkan
sebagian besar (sekitar 76 %) cahaya yang diterimanya dari Matahari (albedo
Venus = 0,76) (Kanginan, 1999, Tjasyono, 2003).
3. Karakteristik Planet Bumi
Bagaimanakah karakteristik planet Bumi yang kita diami? Planet Bumi
memiliki ukuran garis tengah sekitar 12. 725. 000 km. Massanya adalah sekitar 6
x 1024 kg, dan massa jenisnya adalah sekitar 5500 kg/m3 atau 5,5 kali massa jenis
air. Jaraknya dari Matahari adalah 1 SA (149,6 juta km). Periode revolusi planet
Bumi adalah 365,25 hari, sedangkan periode rotasinya adalah 23,9 hari.
Percepatan gravitasi Bumi adalah 9,8 gr/cm2. Massa jenis Bumi yang besar
menandakan bahwa bagian inti Bumi terdiri atas campuran batuan dan bahan
paduan logam. Hasil penyelidikan menunjukkan bahwa pada inti bumi banyak
mengandung logam paduan besi (besi-nikel) dan lapisan tipis selubung yang
terbentuk dari bahan silikat. Kebanyakan batuan memiliki massa jenis antara 2000
– 4000 kg/m3, sedangkan besi murni memiliki massa jenis 7888 kg/m3. Citra
Bumi ditunjukkan pada gambar 7.8.
Gambar 7.8. Citra planet Bumi (http://en.wikipedia.org)
Bumi memiliki atmosfer yang kondusif untuk menjamin adanya
kehidupan. Atmosfer juga berfungsi untuk melindungi kehidupan di Bumi dari
radiasi Matahari yang kuat pada siang hari dan benda-benda angkasa lainnya.
Komposisi unsur penyusun atmosfer Bumi antara lain gas Nitrogen (N) sekitar 78
%, gas Oksigen (O2) sekitar 21 %, gas Argon (Ar) sekitar 0,9 %, dan Karbon
dioksida (CO2) sekitar 0,3 %. Selain itu juga terdapat sejumlah kecil unsur-unsur
lain seperti gas Neon, hidrogen, helium, kripton, ozon, dan uap air. Oksigen
sangat berperan dalam kehidupan makhluk hidup di Bumi, fungsinya sebagai
pengubah zat makanan menjadi energi yang dibutugkan untuk kelangsungan
hidup mahluk hidup.
Planet Bumi memiliki medan magnet yang cukup lemah. Suhu di Bumi
juga sangat kondusif untuk menunjang adanya kehidupan. Perubahan suhu harian
di permukaan Bumi juga tidak terlalu ekstrim, dari yang terendah hingga yang
tertinggi tidak melebihi 20oC (Kanginan, 1999, Tjasyono, 2003).
4. Karakteristik Planet Mars
Bagaimanakah karakteristik planet Mars? Planet Mars memiliki ukuran
garis tengah sekitar 6.780.000 km. Massanya sekitar 0,11 kali massa Bumi, dan
massa jenisnya adalah sekitar 3930 kg/m3. Jaraknya dari Matahari adalah 1,52
SA. Periode revolusi planet Mars adalah 1,9 tahun, sedangkan periode rotasinya
adalah 24,6 jam. Percepatan gravitasi Mars adalah 0,38 kali percepatan gravitasi
Bumi. Mars memiliki medan magnet lemah, hanya 0,002 kali medan magnet
Bumi. Karena massa jenis Mars lebih rendah dari massa jenis Bumi. Karena itu
bagian dalam planet Mars diduga berbeda dengan bagian dalam Bumi. Bagian
intinya diperkirakan lebih kecil dari intu Bumi, dan kemungkinan mengandung
campuran besi dan besi sulfida. Lapisannya boleh jadi sama dengan lapisan Bumi,
yang terbuat dari olivin (besi-magnesium silikat), besi oksida, dan sejumlah air.
Citra Mars ditunjukkan pada Gambar 7.9.
Atmosfer Mars sangat tipis, sehingga tekanan pada permukaan sangat
rendah, yaitu sekitar 0,005 kali tekanan pada permukaan Bumi. Atmosfer Mars
yang tipis ini mengandung 95 % karbondioksida, 0,1 sampai 0,4 % molekul
oksigen, 2 sampai 3 % molekul nitrogen, dan kira-kira 1 sampai 2 % argon.
Akibat atmosfer Mars yang tipis, maka tidak dapat melindungi sebagian besar
permukaannya terhadap perubahan suhu dan radiasi ruang angkasa. Ionosfer
Mars, yaitu lapisan atmosfer Mars yang bermuatan listrik, sangat lemah sehingga
radiasi berbahaya dari Matahari dan ruang angkasa dengan mudah dapat mencapai
permukaan Mars.
Gambar 7.9. Citra planet Mars (http://en.wikipedia.org)
Mars sedikit lebih dingin dibanding Bumi, suhunya berkisar dari yang
paling dingin cukup untuk membekukan gas karbon monoksida menjadi es kering,
hingga yang paling panas cukup untuk melelehkan es biasa. Mars memantulkan
15 % cahaya Matahari yang diterimanya (albedo Mars = 0,15) (Kanginan, 1999,
Tjasyono, 2003).
5. Karakteristik Planet Jupiter
Bagaimanakah karakteristik planet Jupiter ? Planet Jupiter memiliki
ukuran garis tengah sekitar 142. 860. 000 km. Massanya sekitar 318 kali massa
Bumi, dan massa jenisnya adalah sekitar 1330 kg/m3. Jaraknya dari Matahari
adalah 5,2 SA. Periode revolusi planet Jupiter adalah 11,9 tahun, sedangkan
periode rotasinya adalah 9,8 jam. Percepatan gravitasi Jipiter adalah 2,53 kali
percepatan gravitasi Bumi. Gambar 7.10 menunjukkan citra Jupiter.
Salah satu faktor yang membedakan planet besar dengan planet-planet
yang menyerupai Bumi (terrestrial) adalah bahwa planet besar selalu memiliki
massa jenis yang lebih kecil dibanding planet-planet terrestrial. Massa jenis yang
rendah tersebut menunjukkan bahwa planet-planet besar disusun oleh materialmaterial
yang sama sekali berbeda dengan material-material yang menyusun
planet terrestrial. Planet terrestrial pada dasarnya disusun oleh unsur-unsur batuan
dan logam-logam yang mengandung unsur besi, alumunium, oksigen dan silikon.
Planet Jupiter disusun terutama oleh unsur hidrogen dan helium dalam fase cair
atau gas.
Gambar 7.10. Citra planet Jupiter (http://en.wikipedia.org)
Jupiter seringkali terlihat tampak cerah meskipun jaraknya dari Bumi
sangat jauh. Hal ini terjadi karena selain planet ini ukurannya besar, juga karena
planet ini memantulkan 70 % cahaya Matahari yang jatuh ke permukaannya
(albedo Jupiter = 0,70).
Zat-zat dalam atmosfer Jupiter bersifat racun yang dapat mematilemaskan
makhluk hidup yang berasal dari Bumi. Zat-zat berbahaya tersebut antara lain
adalah hidrogen, helium, dan senyawa metana penghasil hidrogen, amoniak, dan
mungkin hidrogen sulfida. Atmosfer Jupiter sangat sedikit mengandung unsurunsur
atmosfer Bumi seperti molekul oksigen, nitrogen, dan karbon dioksida yang
bebas. Pada planet Jupiter diduga terkandung unsur air (Kanginan, 1999,
Tjasyono, 2003).
6. Karakteristik Planet Saturnus
Bagaimanakah karakteristik planet Saturnus ? Planet Saturnus memiliki
ukuran garis tengah sekitar 120. 000. 000 km. Massanya sekitar 94,3 kali massa
Bumi, dan massa jenisnya adalah sekitar 710 kg/m3. Jaraknya dari Matahari
adalah 9,54 SA. Periode revolusi planet Saturnus adalah 29,5 tahun, sedangkan
periode rotasinya adalah 10,7 jam. Percepatan gravitasi Saturnus adalah 1,07 kali
percepatan gravitasi Bumi. Citra Saturnus ditunjukkan oleh Gambar 7.11.
Gambar 7.11. Citra planet Saturnus (http://en.wikipedia.org)
Bagian dalam planet Saturnus diduga menyerupai bagian dalam Matahari.
Saturnus memiliki inti batuan kecil dengan garis tengah sekitar 20.000 km dan
massanya 20 kali massa Bumi. Kemungkinan besar planet tersebut memiliki
daerah hidrogen cair yang luas dan daerah hidrogen metalik cair yang lebih
kecil. Jadi seperti halnya Jupiter, kebanyakan unsur penyusun bagian dalam
Saturnus berada dalam fase cair.
Hasil analisis spektroskopi menunjukkan bahwa atmosfer Saturnus cukup
tebal. Unsur penyusun atmosfer Saturnus dapat dikatakan mirip dengan unsur
penyusun atmosfer Jupiter, terutama mengandung hidrogen dan helium. Seperti
halnya Jupiter, pada atmosfer saturnus terkandung amoniak maupun gas metana.
Tetapi jika pada atmosfer Jupiter amoniak lebih banyak dari metana, sebaliknya
pada atmosfer Saturnus metana lebih banyak dari amoniak (Kanginan, 1999,
Tjasyono, 2003).
7. Karakteristik Planet Uranus
Bagaimanakah karakteristik planet Uranus? Planet Uranus memiliki
ukuran garis tengah sekitar 50. 100. 000 km. Massanya sekitar 14,54 kali massa
Bumi, dan massa jenisnya adalah sekitar 1270 kg/m3. Jaraknya dari Matahari
adalah 19,19 SA. Periode revolusi planet Uranus adalah 84 tahun, sedangkan
periode rotasinya adalah 17,24 jam (retrograsi). Percepatan gravitasi Uranus
adalah 0,92 kali percepatan gravitasi Bumi. Citra Uranus ditunjukkan pada
Gambar 7.12.
Gambar 7.12. Citra planet Uranus (http://en.wikipedia.org)
Massa jenis Uranus yang sangat rendah menunjukkan bahwa Uranus
tersbentuk dari unsur-unsur ringan. Diperkirakan unsur pembentuk Uranus adalah
15 % hidrogen dan helium, 60 % bahan es yaitu air, metana dan amoniak, dan
25% bahan-bahan yang terdapat di Bumi seperti silikat dan besi.
Seperti halnya Jupiter dan Saturnus, atmosfer Uranus mengandung
melekul hidrogen dan helium. Atmosfer planet ini juga mengandung gas metana.
Suhu atmosfer Uranus bagaian atas sangat dingin, yaitu sekitar 58 K (-215oC)
(Kanginan, 1999, Tjasyono, 2003).
8. Karakteristik Planet Neptunus
Bagaimanakah karakteristik planet Neptunus ? Planet Neptunus memiliki
ukuran garis tengah sekitar 48. 600. 000 km. Massanya sekitar 17,2 kali massa
Bumi, dan massa jenisnya adalah sekitar 1700 kg/m3. Jaraknya dari Matahari
adalah 30,07 SA. Periode revolusi planet Neptunus adalah 164,8 tahun, sedangkan
periode rotasinya adalah 15,8 jam. Percepatan gravitasi Neptunus adalah 1,18 kali
percepatan gravitasi Bumi. Citra Neptunus ditunjukkan pada Gambar 7.13.
Gambar 7.13. Citra planet Neptunus (http://en.wikipedia.org)
Unsur utama penyusun planet Neptunus adalah molekul hidrogen dan
helium, serta sejumlah kecil metana. Berdasarkan gasil analisis foto inframerah
diperkirakan bahwa suhu Neptunus sekitar 60 K (-213oC). Neptunus merupakan
pemantul cahaya matahari terbesar dibanding planet-planet lainnya. Albedo
Neptunus adalah 0,84, lebih besar dari planet Venus yang cerah (albedo 0,76).
Induksi magnetik di Neptunus besarnya kira-kira seperlima induksi magnetik di
Bumi (Kanginan, 1999, Tjasyono, 2003).
9. Karakteristik Pluto
Bagaimanakah karakteristik Pluto ? Meskipun masih menjadi perdebatan
tentang Pluto tergolong planet atau bukan, tapi tidak ada salahnya kita ketahui
karakteristiknya. Pluto memiliki ukuran garis tengah sekitar 2. 400. 000 km.
Massanya sekitar 0,002 kali massa Bumi, dan massa jenisnya adalah sekitar 1700
kg/m3. Jaraknya dari Matahari adalah 39,46 SA. Periode revolusi Pluto adalah
248,4 tahun, sedangkan periode rotasinya adalah 6,39 hari. Percepatan gravitasi
Pluto adalah 0,03 kali percepatan gravitasi Bumi.
Suhu permukaan Pluto pada siang hari tidak melebihi 60 K (-213oC). Hal
ini menandakan bahwa Pluto ditutupi oleh metana beku. Hasil pengamatan barubaru
ini menunjukkan adanya unsur nitrogen beku dan karbon monoksida beku
selain metana beku. Albedo Pluto adalah 0,5.
Pluto memiliki atmosfer yang terbentang 600 km di atas permukaannya.
Atmosfer ini kemungkinan mengandung gas nitrogen, karbon monoksida, dan
metana yang telah dibebaskan oleh es pada permukaan planet ketika planet
mendapat panas. Tekanan atmosfer Pluto adalah sekitar 10-8 atm (Kanginan, 1999,
Tjasyono, 2003).
LATIHAN
Petunjuk : Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan cermat.
1. a. Urutkan bagian-bagian Matahari dari suhunya tertinggi hingga terendah !
b. Urutkan bagian-bagian Matahari dari yang massa jenisnya terbesar hingga
terkecil !
c. Urautkan unsur-unsur kimia yang membantuk Matagari dari yang
komposisinya terbesar hingga terkecil !
2. Lakukan perbandingan karakteristik antar planet, dan jawablah pertamyaan
berikut !
1 a. Planet mana yang memiliki ukuran terkecil ?
b. Planet mana yang memiliki ukuran terbesar ?
2 a. Planet mana yang jaraknya terdekat ke Matahari ?
b. Planet mana yang jaraknya terjauh ke Matahari ?
3 a. Planet mana yang memiliki massa terkecil ?
b. Planet maana yang memiliki massa terbesar ?
4 a. Planet mana yang memiliki massa jenis terkecil ?
b. Planet mana yang memiliki massa jenis terbesar ?
5 a. Planet mana yang periode revolusinya tersingkat ?
b. Planet mana yang periode revolusinya terlama ?
6 a. Planet mana yang periode rotasinya tersingkat ?
b. Planet mana yang periode rotasinya terlama ?
7 a. Planet mana yang pecepatan gravitasinya terkecil ?
b. Planet mana yang percepatan gravitasinya terbesar ?
8 a. Planet mana yang albedonya terkecil ?
b. Planet mana yang albedonya terbesar ?
Ranbu-Ranbu Jawaban
1. Baca karakteristik Matahari dengan seksama, lalu catat karakteristik setiap
bagian Matahari yang ditanyakan dengan cara diurutkan dari yang terkecil
hingga yang tebesar.
2. Baca karakteristik setiap planet dengan seksama, lalu catat karakteristik yang
ditanyakan dengan cara diurutkan dari yang terkecil hingga yang tebesar.
Setelah itu lalu jawab pertanyaan di atas dengan mengisi tabel berikut :
Karakteristik planet Terkecil Terbesar
Ukuran
Jarak ke matahari
Massa
Massa jenis
Periode revolusi
Periode rotasi
Percepatan gravitasi
Albedo
RANGKUMAN
Matahri meruapak pusat tata surya yang dikelilingi oleh anggota tata surya
seperti planet, asteroid, komet, dan yang lainnya. Matahari memiliki ukuran
vilume yang sangat besar, yaitu kira-kira 1.300.000 kali volume bumi. Matahari
juga memiliki massa yang besar. Akan tetapi massa matahari tidak tersebar merata
di seluruh volumnya, massa matahari terbesari hanya terjadi pada pusatnya (inti)
sedangkan bagian luar inti sebagian besar ditempati oleh gas-gas yang ringan.
Akibatnya meskipun Matahari memiliki massa yang besar, tetapi massa jenisnya
rata-ratanya kecil yaitu hanya 1,4 kali massa jenis air. Massa jenis matahari
terbesar hanya pada bagian inti, yaitu mencapai 100 kali massa jenis air. Unsur
kimia pembentuk Matahari terbanyak adalah hidrogen dan helium. Struktur
Matahari terdiri atas empat lapisan, yaitu bagian inti, lapisan fotosfer, lapisan
kronosfer, dan lapisan korona. Bagian Inti merupakan tempat terhadinya proses
pembentukan energi Matahari melalui reaksi fusi rantai proton-proton, oleh
karena itu suhu bagian inti sangat tinggi, kira-kira mencapai 15 juta kelvin
Fotosfer atau disebut juga lapisan cahaya adalah bagian Matahari yang dapat
dilihat manusia. Lapisan fotosfer tidak terlalu tebal, kedalamannya hanya sekitar
320 km atau kurang dari 1/2000 jari-jari Matahari. Suhu fotosfer bagian dalam
dapat mencapai 6000 K, sedangkan di bagian luarnya hanya sekitar 4300 K.
Lapisan kromosfer adalah lapisan yang terdapat di atas lapisan fotosfer, yang
disebut juga atmosfer Matahari. Unsur penyusun atmosfer ini sebagian besar
adalah hidrogen. Lapisan kromosfer menjulang 12000 km di atas fotosfer, dan
memiliki tebal kira-kira 2500 km. Suhu pada bagian atas lapisan ini dapat
mencapai di atas 10000 K. Korona adalah lapisan atmosfer Matahari yang terletak
di sebelah atas kromosfer. Meskipun letaknya jauh dari inti matahari sebagai
penghasil energi, korona memiliki suhu yang jauh lebih tinggi dibanding lapisan
kromosfer, yaitu mencapai 2.000.000 kelvin pada bagian luarnya
Ditinjau dari unsur pembentuknya, secara garis besar dapat digolongkan
dua jenis planet, yaitu planet-planet yang unsur pembentuknya menyerupai
matahari dan planet-planet unsur pembentuknya menyerupai Bumi (terrestrial).
Planet besar seperti Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus memiliki unsur
pembentuk seperti Matahari, sedangkan palnet-planet kecil seperti Merkurius,
Venus, dan Mars memiliki unsur pembentuk seperti Bumi. Planet-planet besar
selalu memiliki massa jenis yang lebih kecil dibanding planet-planet terrestrial.
Planet terrestrial pada dasarnya disusun oleh unsur-unsur batuan dan logam-logam
yang mengandung unsur besi, alumunium, oksigen dan silikon, sedangkan planet
besar seperti Jupiter disusun terutama oleh unsur hidrogen dan helium dalam fase
cair atau gas.
TES FORMATIF 1
Petunjuk : Pilihlah salah satu jawaban yang anda anggap paling tepat, dengan cara
membubuhkan tanda silang (X) pada option yang disediakan.
1. Unsur pembentuk Matahari yang komposisinya paling banyak adalah .........
A. Helium
B. Hidrogen
C. Oksigen
D. Nitrogen
E. Karbon dioksida
2. Bagian Matahari yang disebut lapisan cahaya adalah …….
A. Kromosfer
B. Korona
C. Inti
D. Fotosfer
E. Sunspot
3. Bagian Matahari yang terlihat seperti cincin kecil dengan nyala merah kuat
ketika terjadi gerhana Matahari total .adalah .........
A. Kromosfer
B. Korona
C. Mahkota
D. Fotosfer
E. Inti
4. Massa Matahari sangat besar sehingga .........
A. Massa jenisnya juga sangat besar
B. Massa jenis terbesar hanya pada bagian permukaan
C. Massa jenis terbesar hanya pada bagian korona
D. Massa jenis terbesar hanya pada bagian kromosfer
E. Massa jenis terbesar hanya pada bagian Inti
5. Seorang Astronout akan memiliki berat paling kecil ketika berada pada
permukaan planet
A. Merkurius
B. venus
C. Bumi
D. Yupiter
E. Neptunus
6. Planet yang memiliki albedo terbesar adalah ........
A. Mars
B. Venus
C. Jupiter
D. Neptunus
E. Uranus
7. Planet yang periode rotasinya paling pendek adalah ........
A. Venus
B. Pluto
C. Saturnus
D. Uranus
E. Bumi
8. Planet yang mengandung gas hidrogen dan helium paling paling banyak
adalah ........
A. Merkurius
B. Venus
C. Mars
D. Bumi
E. Jupiter
9. Planet-planet yang unsur pembentuknya mirip unsur pembentuk Matahari
adalah .........
A. planet Saturnus
B. planet Mars
C. planet Bumi
D. planet Merkurius
E. planet Venus
10. Planet yang memiliki percepatan gravitasi paling besar adalah ........
A. planet Merkurius
B. planet Mars
C. planet Bumi
D. planet Jupiter
E. planet Saturnus
BALIKAN DAN TINDAK LANJUT
Cocokkan hasil jawaban anda dengan kunci jawaban tes formatif 7.1 yang
terdapat pada bagian belakang BBM ini. Hitunglah jumlah jawaban anda yang
benar, kemudian gunakan rumus berikut ini untuk mengetahui tingkat penguasaan
anda terhadap materi kegiatan belajar 1 pada BBM ini.
Rumus :
x100%
Jumlah soal
Jumlah Jawaban Anda yang Benar
Tingkat Penguasaan=
Klasifikasi tingkat penguasaan materi :
Rentang tingkat penguasaan Kriteria
90 % - 100 % Baik Sekali
80 % - 89 % Baik
70 % - 79 % Cukup
£ 69 % Kurang
Jika anda mencapai tingkat penguasaan materi 80 % ke atas, maka anda dapat
meneruskan pada kegiatan belajar selanjutnya yaitu kegiatan belajar 2, Bagus !
Tetapi apabila tingkat penguasaan materi anda masih di bawah 80 %, anda harus
mengulang kembali kegiatan belajar 1, terutama pada bagian yang belum anda
kuasai.
KEGIATAN BELAJAR 2 :
KARAKTERISTIK ANGGOTA TATA SURYA LAINNYA
PENGANTAR
Selain Matahari dan planet-planet, juga terdapat benda-benda lain yang
merupakan anggota tata surya kita, yaitu, asteroid, satelit alamiah, komet, dan
meteoroid. Ukuran benda-benda ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan ukuran
planet-planet. Seperti halnya planet-planet, benda-benda ini juga bergerak
mengitari Matahari. Asteroid dan satelit alamiah diperkirakan terbentuk
bersamaan dengan terbentuknya tata surya. Fakta pengamatan yang menunjukkan
adanya perilaku yang berbeda dari ke empat benda ini, mengindikasikan bahwa
masing-masing benda ini memiliki ciri karaketristik yang berbeda-beda.
Apakah Asteroid, satelit, komet dan meteoroid itu? Asteroid merupakan
kumpulan dari ribuan planet-planet kecil dan pecahan-pecahan benda angkasa
yang membentuk sebuah sabuk (belt) yang terletak diantara planet Mars dan
planet Jupiter. Satelit berarti suatu benda kecil yang bergerak mengitari suatu
planet sebagai pengiring. Satelit alamiah yang dimiliki oleh setiap planet
jumlahnya berbeda-beda, ada juga planet yang tidak memiliki satelit seperti planet
Merkurius dan planet Venus. Planet yang memiliki satelit terbanyak adalah
Saturnus, yaitu sebanyak 19 buah. Komet adalah benda antar planet yang
terbentuk dari es yang sangat padat, dan ketika mendekati Matahari mengeluarkan
gas berbentuk kepala yang berpijar dan semburan yang terlihat seperti ekor.
Bagian-bagian dari sebuah komet adalah bagian inti, koma, awan hidrogen, dan
ekor. Sedangkan meteoroid merupakan benda-benda langit yang tergolong kecil
ukurannya yang bergerak mengelilingi Matahari dan terdapat pada ruang antar
planet. Meteoroid kadang-kadang tertarik dan masuk ke atmosfer Bumi. Akibat
adanya gesekan dengan atmosfer Bumi, maka meteoroid akan terbakar dan di
langit tampak ada lintasan pijar yag disebut meteor. Meteoroid yang tidak habis
terbakar dan dapat mencapai permukaan Bumi dikenal dengan sebutan meteorit.
A. Karakteristik Asteroid
Bagaimanakah karakteristik Asteroid? Asteroid merupakan kumpulan dari
ribuan planet-planet kecil dan pecahan-pecahan benda angkasa yang membentuk
sebuah sabuk (belt) yang terletak diantara planet Mars dan planet Jupiter. Asteroid
sebagai batas antara planet dalam dan planet luar. Kadang-kadang asteroid ini
disebut juga planetoid (planet kecil).
Gambar 7.14. Asteroid diantara orbit Mars dan Jupiter (http://en.wikipedia.org)
Kapan Asteroid ditemukan? Pada tahun 1801, seorang astronom Italia
yang bernama Guiseppi Piazzi menemukan sebuah titik cahaya yang berpindahpindah
tempat, yang terletak diantara lintasan orbit Mars dan orbit Jupiter. Piazzi
menduga titik cahaya tersebut merupakan sebuah komet. Tetapi seorang antronom
lain yang bernama Johan Elert Bode, memperkirakan benda tersebut adalah
planet. Karena jenis benda tersebut belum diketahui dengan pasti, para astromom
kemudian menamainya dengan sebutan Ceres yang diambil dari nama dewi
pertanian bangsa Romawi. Hasil penelitian selanjutnya menunjukkan bahwa
diameter (garis tengah) Ceres jauh lebih kecil dari ukuran planet, yaitu hanya
sekitar 750 km. Karena ukurannya sangat kecil, kemudian para astronom
Asteroid
meramalkan bahwa benda-benda semacam ini jumlahnya akan banyak. Ramalan
tersebut terbukti beberapa tahun kemudian dengan ditemukannya tiga buah benda
serupa tetapi ukurannya lebih kecil dari Ceres yang diberi nama Vesta, Juno, dan
Pallas. Hingga saat ini telah ditemukan 100.000 lebih benda seperti itu, dan
hingga tahun 1987, 3500 diantaranya telah dicatat dan diberi nama. Ceres
merupakan asteroid terbesar diantara yang telah ditemukan.
Dimanakah letak Asteroid? Kebanyakan orbit asteroid berada diantara
orbit Mars dan Jupiter. Sekitar 90 % dari jumlah asteroid memiliki jarak ke
Matahari antara 2,3 sampai 3,3 SA, atau jika diambil rata-ratanya adalah sekitar
2,8 SA. Berdasarkan hasil penyelidikan pada astronom, beberapa Asteroid yang
berukuran kecil memiliki lintasan orbit yang sangat aneh. Ada lintasan Asteroid
yang melalui orbit Jupiter atau melewati orbit Mars mendekati Bumi. Bahkan
pada suatu saat, asteroid kecil yang diberi nama Hermes sempat bergerak hingga
sangat dekat dengan Bumi. Keadaan ini tentu sempat mengkhawatirkan penduduk
Bumi, karena jika terjadi tabrakan, maka akan menimbulkan bencana yang cukup
dahsyat di Bumi. Akan tetapi sebenarnya hal itu sangat kecil kemungkinan
terjadinya, karena Hermes memiliki lintasan tertentu yang tidak bersinggungan
dengan lintasan orbit Bumi.
Hingga saat ini para ahli belum dapat menjelaskan secara pasti dari mana
asal mula atau bagaimana terbentuknya asteroid. Selama ini para ahli hanya
menduga-duga sesuai dengan data pengamatan yang mereka lakukan. Sebagian
astronom menduga asteroid berasal dari pecahan planet tua yang telah hancur.
Sebagian astronom lainnya menduga bahwa asteroid terbentuk secara bersamaan
dengan terbentuknya planet-planet, jadi bahan pembentuknya juga sama dengan
bahan pembentuk planet. Ada juga kelompok astronom yang menduga bahwa
beberapa Asteroid kecil berasal dari serpihan benda-benda langit yang saling
berbenturan. Sekarang ini para astronom meyakini bahwa pada awalnya Asteroid
merupakan bahan tata surya yang tidak pernah bergabung membentuk sebuah
planet tunggal. Keyakinan ini diperkuat dengan beragamnya ukuran Asteroid
yang ditemukan.
Pada tahun 1977 para astronom menemukan Asteroid pertama yang
memiliki orbit sangat eliptik dengan periode orbit 50 tahun yang terletak antara
Saturnus dan Uranus. Ini adalah Asteroid paling jauh yang dapat teramati, diberi
nama Chiron. Chiron tergolong Asteroid kecil dengan garis tengah kurang dari
200 mil, dan karena lintasan orbitnya yang sangat eliptik, maka pada akhirnya
Chiron mungkin akan bertabrakan dengan salah satu planet, atau tersingkir dari
sistem tata surya (Kanginan, 1999, Tjasyono, 2003).
B. Karakteristik Satelit Alamiah
Bagaimanakah karakteristik Satelit alamiah? Dari hasil pengamatan, dalam
sistem tata surya terdeteksi ada benda-benda yang begerak mengitari planetplanet.
Benda-benda seperti itu kemudian dikenal dengan istilah satelit, yang
diambil dari bahasa latin ’satelles’ yang berarti seorang pelayan (pengiring). Jadi
satelit berarti suatu benda kecil yang bergerak mengitari suatu planet sebagai
pengiring. Ada dua jenis satelit, yakni satelit alamiah dan satelit buatan. Satelit
alamiah adalah satelit yang terbentuk secara alamiah bersamaan dengan
terbentuknya sistem tata surya, sedangkan satelit buatan adalah satelit yang
sengaja dibuat oleh manusia dan diorbitkan mengitari sebuah planet untuk
kepentingan tertentu, misalnya untuk kepentingan komunikasi.
Satelit alamiah yang dimiliki oleh setiap planet jumlahnya berbeda-beda,
ada juga planet yang tidak memiliki satelit seperti planet Merkurius dan planet
Venus. Planet yang memiliki satelit terbanyak adalah Saturnus, yaitu sebanyak 19
buah. Jumlah satelit yang dimiliki setiap planet berikut nama-namanya dapat
dilihat pada Tabel 7.2. (Kanginan, 1999, Tjasyono, 2003).
Tabel 7.2. Satelit yang dimiliki setiap planet
No Planet Jumlah satelit Nama satelit
1 Merkurius 0
2 Venus 0
3 Bumi 1 Bulan
4 Mars 2 Phobos dan Deimos
5 Jupiter 16 Metis, Andrastea, Amalthea, Thebe,
Io, Europa, Ganymede, Callisto,
Himalia, Lysithea, Elara, Ananke,
Carme, Pasiphae, Sinope
6 Saturnus 19 1980S.28, 1980S.27, 1980S.26,
Epimetheus, Janus, Mimas, Mimas
co-orbital, Enceladus, Tethys,
Calypso, Telesto, Dione, 1980S.6,
Dione co-orbital, Rhea, Titan,
Hyperion, Iapetus, Phoebe.
7 Uranus 15 Miranda, Ariel, Umbriel, Titania,
Oberon, dan 10 lagi belum diberi
nama
8 Neptunus 8 Triton, Nereid, dan 6 lagi belum
diberi nama
9 Pluto 1 Charon
C. Karakteristik Komet
Bagaimanakah karakteristik Komet? Komet adalah istilah yang diberikan
kepada benda langit aneh yang teramati berbentuk pijaran cahaya yang mirip
dengan rambut panjang seorang wanita. Benda langit ini dinamakan bintang
berambut panjang atau bintang berekor atau komet. Kata komet berasal dari
bahasa Yunani ’kometes’ yang berarti berambut panjang.
Gambar 7.15. Lintasan orbit planet dan Komet (http://en.wikipedia.org)
Komet
Planet
Komet adalah benda antar planet yang terbentuk dari es yang sangat padat,
dan ketika mendekati Matahari mengeluarkan gas berbentuk kepala yang berpijar
dan semburan yang terlihat seperti ekor. Komet beredar mengitari Matahari
dengan lintasan orbit berbeda dengan lintasan orbit planet. Lintasan orbit komet
lebih lonjong (Gambar 7.15), sehingga jaraknya terhadap Matahari sangat
bervariasi.
Gambar 7.16. Komet (http://en.wikipedia.org)
Bagian-bagian dari sebuah komet adalah bagian inti, koma, awan
hidrogen, dan ekor. Ketika sebuah komet teramati di langit, maka yang tampak
duluan adalah bagian inti, yaitu bagian padat yang menyerupai bintang yang amat
kecil. Sedangkan koma adalah daerah kabut di sekitar inti. Inti dan koma
bergabung membentuk kepala sebuah komet.
Kebanyakan komet hanya dapat dilihat dengan bantuan teleskop, tetapi
komet yang sangat mencolok dapat dilihat dengan mata telanjang. Ketika komet
bergerak mendekati Matahari, bagian koma dan ekor tampak mengembang
bertambah besar. Penambahan ukuran koma dan ekor komet disebabkan oleh dua
hal, yaitu; (1) angin Matahari, yang terdiri atas aliran partikel-partikel seperti
elektron, proton, dan inti-inti unsur ringan yang dipancarkan Matahari dan
arahnya menjauh dari Matahari dengan kelajuan ratusan mil per sekon, dan (2)
Inti
Ekor
Inti
Ekor
Awan hidrogen
Awan hidrogen
koma
koma
tekanan radiasi yang dibangkitkan oleh energi radiasi yang dipancarkan oleh
Matahari.
Gambar 7.17. Ketika mendekati Matahari ekor komet selalu menjauh
dari Matahari
Bagaimana komet beredar dan memancarkan cahaya? Para ilmuwan
meyakini bahwa panas Matahari hanya memanasi lapisan tipis di luar inti komet.
Begitu komet bergerak ke arah periheliumnya (titik terdekat dengan Matahari)
panas yang diradiasikan Matahari akan melebur dan menguapkan bahan-bahan
pada lapisan tipis di luar inti komet. Gas-gas yang lolos dan membawa debu halus
membaur ke dalam koma. Gas-gas ini kemudian dihalau oleh angin Matahari dan
tekanan radiasi Matahari, menghasilkan bentuk ekor komet yang arahnya selalu
menjauh dari Matahari, seperti ditunjukkan pada Gambar 7.17. Komet tampak
paling terang ketika berada pada periheliumnya. Setelah mencapai titik
perihelium, komet terus bergerak menjauhi Matahari. Dalam perjalanan
panjangnya di ruang angkasa, komet akan kehilangan sebagian besar massanya
sehingga tampak ekornya makin lama makin pendek dan memudar secara
perlahan. Akhirnya komet menghilang di angkasa menyisakan unsur-unsur batuan
dan logam yang melanjutkan geraknya mengitari Matahari.
Mengapa manusia dapat melihat komet? Terdapat dua penyebab mengapa
manusia dapat melihat ekor komet di angkasa, pertama, gas-gas dan debu yang
diangkut oleh komet memantulkan cahaya Matahari, dan kedua, sebagian gas dan
debu pada komet dapat menyerap sinar ultrviolet dan memancarkannya kembali
dalam bentuk cahaya tampak. Jadi sebanarnya ekor komet adalah gas yang
bercahaya yang terjadi ketika komet bergerak mendekati Matahari.
Contoh komet yang paling terkenal adalah komet Halley yang ditemukan
oleh Edmund Halley (1656-1742), seorang astronom berkebangsaan Inggeris.
Komet Halley merupakan komet yang paling terang sehingga dapat diamati
dengan mata telanjang. Berdasarkan catatan pengamatan tentang komet-komet
yang tampak pada tahun 1531, 1607, dan 1682, Edmund Halley menyimpulkan
behwa komet-komet ini sesungguhnya adalah komet yang sama yang mengitari
Matahari selama tiga jangkauan waktu yang berbeda. Halley meramalkan bahwa
bahwa komet ini akan tampak kembali pada tahun 1728, dan ramalan ini telah
menjadi kenyataan. Hal ini menunjukkan bahwa periode revolusi komet Halley
adalah 76 tahun. Selanjutnya dapat diperkirakan bahwa komet Halley ini akan
tampak kembali pada tahun 1835, 1910, dan 1986.
Berdasarkan data-data yang dikumpulkan oleh pesawat ruang angkasa
yang menyelidiki komet Halley, teori yang menyatakan bahwa komet merupakan
kumpulan dari berbagai zat beku dan debu telah terbukti kebenarannya. Data-data
pengamatan menunjukkan bahwa gas-gas pada komet terdiri atas unsur uap air
yang komposisinya sekitar 80 %, karbon monoksida sekitar 10 – 15 %, dan gasgas
lainnya sekitar 5 %.
Massa jenis inti komet sangat rendah, diperkirakan antara 100 – 400
kg/m3. Dengan demikian inti komet diperkirakan tersusun dari unsur-unsur yang
sangat ringan (bandingkan dengan massa jenis air beku yang nilainya 920 kg/m3).
Oleh karena itu diyakini bahwa inti komet dibentuk oleh partikel-partikel debu
yang diikat oleh air beku dan beberapa zat beku lainnya seperti; karbon, oksigen,
hidrogen, dan nitrogen. Permukaan inti komet tidak beraturan, hitam seperti batu
bara, dengan lembah-lembah dan bukit-bukit. Kebanyakan permukaan komet
ditutupi oleh bahan gelap yang sukar menguap, yang diperkirakan berupa senyawa
karbon.
Mungkinkah terjadi tabrakan komet dengan planet? Jika terjadi apa
akibatnya? Dalam pergerakannya, sangat boleh jadi terjadi tabrakan antara komet
dengan planet. Dan jika hal ini terjadi dengan planet yang didiami mahluk hidup
seperti Bumi maka akan terjadi bencana yang maha dahsyat berupa musnahnya
kehidupan akibat adanya perubahan cuaca yang mematikan sebagai efek
terjadinya ledakan yang sangat kuat yang setara dengan ledakan jutaan bom atom.
Peristiwa seperti ini telah terjadi pada 65 juta tahun yang lalu yang disebut sebagai
peristiwa K-T, dimana sebuah komet jatuh menghujam ke Bumi yang
mengakibatkan musnahnya semua dinosaurus dan 70 % kehidupan mahluk hidup
di Bumi. Tabrakan antara komet dengan planet yang terbaru adalah terjadi pada
tahun 1994, yaitu antara komet Shoemaher-Levy dengan Jupiter. Para pengamat
bintang di Afrika Selatan menyatakan bahwa akibat tabrakan tersebut
menimbulkan ledakan yang mengahsilkan bola api yang mengandung gas panas.
Ledakan hebat tersebut berlangsung selama 20 menit dan terjadi pada atmosfer
Jupiter. (Kanginan, 1999, Tjasyono, 2003.
D. Karakteristik Meteoroid, Meteor, dan Meteorit
Bagaimana karakteristik Metoroid? Meteoroid adalah benda angkasa yang
merupakan anggota tata surya yang kemungkinan barasal dari komet dan
pecahan-pecahan asteroid. Meteoroid merupakan benda-benda langit yang
tergolong kecil ukurannya yang bergerak mengelilingi Matahari dan terdapat pada
ruang antar planet. Kadang-kadang meteoroid tertarik oleh gravitasi planet
sehingga memasuki atmosfer planet tersebut. Ukuran meteoroid ini bervariasi,
mulai dari ukuran sebutir padi, hingga ukuran batu besar bulat. Kita sering
mendengar istilah batu meteor, apakah itu? Ketika tertarik oleh gravitasi Bumi,
meteorid-meteorid ini memasuki atmosfer Bumi dengan kelajuan yang tinggi.
Gesekan antara meteoroid dengan atmosfer Bumi menyebabkan panas dan
menimbulkan pijaran pada bagian luar meteoroid, yang sering tampak berupa
lintasan cahaya di langit. Lintasan cahaya di langit itulah yang sering disebut
sebagai meteor atau seting juga disebut bintang jatuh.
Adakah meteoroid yang jatuh di Bumi? Pada umumnya meteoroidmeteoroid
yang berukuran kecil akan habis terbakar sebelum sampai di
permukaan Bumi. Tetapi meteoroid yang ukurannya besar, sangat mungkin tidak
terbakar habis di atmosfer dan dapat mencapai pemukaan Bumi. Meteoroid yang
jatuh di permukaan Bumi ini yang dikenal dengan sebutan meteorit. Berdasarkan
data-data hasil penelitian, menunjukkan bahwa meteorit yang jatuh di permukaan
Bumi mencapai beberapa ton setiap harinya.
Gambar 7.18. Beberapa contoh meteorit (http://en.wikipedia.org)
Canyon diablo Allende
Willamete Lapham
Sekitar 50.000 tahun yang lalu, sebuah meteorit dengan berat ribuan ton
dan bergaris tengan 15 meter jatuh di Arizona Amerika Serikat dan mernimbulkan
ledakan yang dahsyat. Ledakan tersebut telah mengakibatkan daerah yang
ditimpanya menjadi lubang kawah besar yang diameternya mencapai 1200 m.
Kini tempat tersebut dikenal dengan nama kawah Canyon Diablo.
Meteorit terbesar yang beratnya mencapai 55.000 kg pernah jatuh di
Afrika Selatan bagian barat. Sedangkan yang jatuh di dekat Cape York, Greenland
Amerika Serikat pada tahun 1895 beratnya mencapai 36.000 kg. Meteorit ini
sekarang dipamerkan di Hayden Planetarium New York. Beberapa contoh
meteorit ditunjukkan pada Gambar 7.18.
Meteorit dapat diklasifikasikan dalam dua bentuk, yaitu berbentuk logam
(metalik) dan berbentuk batuan. Meteorit logam memiliki komposisi unsur
pembentuk kira-kira 91 % Besi, 8 % Nikel, sejumlah kecil kobalt dan fosfor, serta
sisa dari banyak unsur lain. Sedangkan meteorit batuan memiliki komposisi unsur
pembentuk kira-kira 36 % Oksigen, 26% Besi, 18 % Silikon, 14 % Magnesium,
dan sejumlah unsur lainnya (Kanginan, 1999, Tjasyono, 2003)
LATIHAN
Petunjuk : Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan cermat.
1. Komet, Asteroid, Satelit, dan Meteor, dapat kelihatan oleh manusia di bumi
karena mereka bercahaya. Apakah perbedaan penyebab munculnya cahaya
pada masing-masing benda-banda langit tersebut.
2. Jelaskan mengapa ketika mendekati Matahari bagian koma dan ekor komet
tampak bertambah ukurannya dan ekornya selalu menjauhi matahari
3. Jelaskan perbedaan antara Meteoroid, Meteor, dan Meteorit
Ranbu-Ranbu Jawaban
1. Baca karakteristik Komet, Asteroid, Satelit, dan Meteor dengan seksama lalu
catat karakteristik yang ditanyakan.
2. Baca karakteristik Komet dengan seksama lalu tandai hal yang ditanyakan.
3. Baca karakteristik Meteoroid dengan seksama lalu tandai hal yang ditanyakan.
RANGKUMAN
Asteroid merupakan kumpulan dari ribuan planet-planet kecil dan
pecahan-pecahan benda angkasa yang membentuk sebuah sabuk (belt) yang
terletak diantara planet Mars dan planet Jupiter. asteroid ini disebut juga
planetoid. Ukuran asteroid jauh lebih kecil dari ukuran planet, garis tengahnya
hanya sekitar ratusan km. Kebanyakan orbit asteroid berada diantara orbit Mars
dan Jupiter. Sekitar 90 % dari jumlah asteroid memiliki jarak ke Matahari antara
2,3 sampai 3,3 SA, atau jika diambil rata-ratanya adalah sekitar 2,8 SA. Hingga
saat ini para astronom meyakini bahwa pada awalnya asteroid merupakan bahan
tata surya yang tidak pernah bergabung membentuk sebuah planet tunggal.
Keyakinan ini diperkuat dengan beragamnya ukuran asteroid yang ditemukan.
Satelit alamiah merupakan suatu benda kecil yang bergerak mengitari
suatu planet sebagai pengiring yang terbentuk secara alamiah bersamaan
terbentuknya sistem tata surya. Jumlah satelit alamiah yang dimiliki oleh setiap
planet jumlahnya berbeda-beda, ada juga planet yang tidak memiliki satelit seperti
planet Merkurius dan planet Venus. Planet yang memiliki satelit terbanyak adalah
Saturnus, yaitu sebanyak 19 buah.
Komet adalah istilah yang diberikan kepada benda langit aneh yang
teramati berbentuk pijaran cahaya yang mirip dengan rambut panjang seorang
wanita. Komet adalah benda antar planet yang terbentuk dari es yang sangat
padat, dan ketika mendekati Matahari mengeluarkan gas berbentuk kepala yang
berpijar dan semburan yang terlihat seperti ekor. Bagian-bagian dari sebuah komet
adalah bagian inti, koma, awan hidrogen, dan ekor. Ketika komet bergerak
mendekati Matahari, ukuran koma dan ekornya mengembang. Penambahan
ukuran koma dan ekor komet disebabkan oleh adanya angin Matahari dan tekanan
radiasi Matahari. Selain pengembangan koma dan ekor komet adanya angin
matahari dan tekanan radiasi ini mengakibatkan bentuk ekor komet yang arahnya
selalu menjauh dari Matahari. Massa jenis inti komet sangat rendah, diperkirakan
antara 100 – 400 kg/m3. Dengan demikian inti komet diperkirakan tersusun dari
unsur-unsur yang sangat ringan seperti partikel-partikel debu yang diikat oleh air
beku dan beberapa zat beku lainnya seperti; karbon, oksigen, hidrogen, dan
nitrogen. Permukaan inti komet tidak beraturan, hitam seperti batu bara, dengan
lembah-lembah dan bukit-bukit. Kebanyakan permukaan komet ditutupi oleh
bahan gelap yang sukar menguap, yang diperkirakan berupa senyawa karbon.
Meteoroid adalah benda angkasa yang kemungkinan barasal dari komet
dan pecahan-pecahan asteroid, tergolong kecil ukurannya dan bergerak
mengelilingi Matahari pada ruang antar planet. Kadang-kadang meteoroid tertarik
oleh gravitasi planet sehingga memasuki atmosfer planet tersebut. Ketika tertarik
oleh gravitasi Bumi, meteorid-meteorid ini memasuki atmosfer Bumi dengan
kelajuan yang tinggi. Gesekan antara meteoroid dengan atmosfer Bumi
menyebabkan panas dan menimbulkan pijaran pada bagian luar meteoroid, yang
sering tampak berupa lintasan cahaya di langit. Lintasan cahaya di langit itulah
yang sering disebut sebagai meteor atau seting juga disebut bintang jatuh.
Pada umumnya meteoroid-meteoroid yang berukuran kecil akan habis
terbakar sebelum sampai di permukaan Bumi. Tetapi meteoroid yang ukurannya
besar, sangat mungkin tidak terbakar habis di atmosfer dan dapat mencapai
pemukaan Bumi. Meteoroid yang jatuh di permukaan Bumi ini yang dikenal
dengan sebutan meteorit. Berdasarkan data-data hasil penelitian, menunjukkan
bahwa meteorit yang jatuh di permukaan Bumi mencapai beberapa ton setiap
harinya.
TES FORMATIF 2
Petunjuk : Pilihlah salah satu jawaban yang anda anggap paling tepat, dengan cara
membubuhkan tanda silang (X) pada option yang disediakan.
1. Planet yang memiliki satelit alamiah paling banyak adalah ...........
A. Venus
B. Mars
C. Saturnus
D. Jupiter
E. Neptunus
2. Asteroid memiliki garis tengah kira-kira …….
A. 1 km
B. 10 km
C. sama dengan garis tengah Bumi
D. sama dengan garis tengah bulan
E. ratusan km
3. Meteoroid .........
A. Berasal dari Matahari
B. Berasal dari Bulan
C. Berasal dari luar tata surya
D. Anggota tata surya
E. Berasal dari planet-planet
4. Sebagian besar unsur penyusun komet adalah .........
A. Hidrogen
B. Oksigen
C. Besi
D. Es dan gas-gas beku
E. Batuan
5. Ekor komet .........
A. Tampak terang hanya ketika mendekati Matahari
B. Selalu berarah menuju Matahari
C. Bersinar karena memancarkan cahaya sendiri
D. Memancarkan cahaya terhadap Bumi ketika melewati Bumi
E. Ukurannya selalu tetap di manapun posisinya terhadap Matahari
6. Sebagian besar meteorit logam mengandung ......
A. Oksigen
B. Kalsit
C. Besi
D. Nikel
E. Alumunium
7. Lintasan cahaya di langit yang sering tampak pada malam hari adalah ........
A. Meteoroid
B. Meteorit
C. Meteor
D. Komet
E. Asteroid
8. Penambahan ukuran koma dan ekor komet ketika mendekati Matahari
disebabkan adanya........
A. Gravitasi Matahari
B. Penambahan unsur-unsur penyusunnya
C. Pemuaian akibat panas Matahari
D. Angin Matahari
E. Gravitasi planet
9. Asteroid tergolong jenis .........
A. Planet
B. Satelit alamiah
C. Meteoroid
D. Bintang
E. Komet
10. Istilah satelit diambil dari bahasa latin ’satelles’ yang berarti ........
A. Rambut panjang
B. Pengiring
C. Planet kecil
D. Berwarna hitam
E. seperti ekor
BALIKAN DAN TINDAK LANJUT
Cocokkan hasil jawaban anda dengan kunci jawaban tes formatif 7.2 yang
terdapat pada bagian belakang BBM ini. Hitunglah jumlah jawaban anda yang
benar, kemudian gunakan rumus berikut ini untuk mengetahui tingkat penguasaan
anda terhadap materi kegiatan belajar 2 pada BBM ini.
Rumus :
x100%
Jumlah soal
Jumlah Jawaban Anda yang Benar
Tingkat Penguasaan=
Klasifikasi tingkat penguasaan materi :
Rentang tingkat penguasaan Kriteria
90 % - 100 % Baik Sekali
80 % - 89 % Baik
70 % - 79 % Cukup
£ 69 % Kurang
Jika anda mencapai tingkat penguasaan materi 80 % ke atas, maka anda dapat
meneruskan pada kegiatan belajar selanjutnya yaitu kegiatan belajar pada BBM
selanjutnya, Baik sekali ! Tetapi apabila tingkat penguasaan materi anda masih di
bawah 80 %, anda harus mengulang kembali kegiatan belajar 2 ini, terutama pada
bagian yang belum anda kuasai.
KUNCI JAWABAN TES FORMATIF
Kunci Jawaban Tes Formatif 1
1. B
2. D
3. A
4. E
5. A
6. D
7. C
8. E
9. A
10. D
Alasan :
1. Helium 21,8 %, Hidrogen 76,4 %, Oksigen 0,8 %, Nitrogen 0,1 %,
Karbondioksida 0 %.
2. Bagian Matahari yang disebut lapisan cahaya adalah fotosfer yaitu lapisan
yang dapat dilihat oleh manusia
3. Bagian Matahari yang terlihat seperti cincin kecil dengan nyala merah kuat
ketika terjadi gerhana adalah kromosfer, yaitu lapisan di atas fotosfer yang
sering disebut sebagai atmosfer Matahari.
4. Massa matahari sangat besar, tetapi massa jenis matahari terbesar hanya pada
bagian inti, karena bagian luar matahari teridi atas gas-gas ringan.
5. Berat paling kecil terjadi pada planet yang memiliki percepatan gravitasi paling
kecil, dalam hal ini pada planet Merkuriun yang percepatan gravitasinya hanya
0,38 percepatan gravitasi Bumi.
6. Albedo Mars 0,15, Venus 0,76, Jupiter 0,70, dan Neptunus 0,84
7. Rotasi Venus 243 hari, Pluto 6,39 hari, Saturnus 10,7 jam, Uranus 17,24 jam
dan Bumi 24 jam.
8. Planet yang mengandung hidrogen dan helium paling banyak adalah Jupiter,
karena merupakan planet yang mirip matahari.
9. Planet yang unsur pembentuknya mirip Matahari adalah Saturnus.
10. Percepatan gravitasi Merkurius 0,38 kali Bumi, Mars 0,38 kali Bumi, Jupiter
2,53 kali Bumi, dan Saturnus 1,07 kali Bumi.
Kunci Jawaban Tes Formatif 2
1. C
2. E
3. D
4. D
5. A
6. C
7. C
8. D
9. A
10. B
Alasan :
1. Venus tidak punya, Mars memiliki 2, Saturnus memiliki 19, Jupiter memiliki
16, Neptunus memiliki 8
2. Diameter Asteroid ratusan km, contoh Ceres Asteroid terbesar diameternya
750 km.
3. Meteoroid merupakan anggota tata surya bersama planet, asteroid dan satelit
4. Unsur terbesar penyusun komet adalah Es dan gas-gas beku
5. Ekor komet tampak terang hanya ketika mendekati Matahari, gas-gas dan debu
yang diangkut komet memantulkan cahaya matahari ketika komet mendekati
Matahari.
6. Besi 91 %, Nikel 8 %, unsur lainnya 1 %
7. Meteor, yaitu meteorid yang bergerak masuk atmosfer Bumi dan bergesekan
udara dan menimbulkan pijaran.
8. Penyebab berkembangnya ukuran koma dan ekor planet ada dua, yaitu angin
matahari dan tekanan radiasi energi matahari.
9. Asteroid tergolong planet tetapi ukurannya jauh lebih kecil dari planet.
10. Satelles merupakan bahasa latin yang berarti pengiring.
DAFTAR PUSTAKA
Tjasyono, B., 2003, Geosains, ITB
Kanginan, M., 1999, Fisika SMU kelas 2, Erlangga, Jakarta
http://en.wikipedia.org/wiki/planet
GLOSARIUM
Asteroid : Kumpulan dari ribuan planet-planet kecil dan pecahan-pecahan benda
angkasa yang membentuk sebuah sabuk (belt) yang terletak
diantara planet Mars dan planet Jupiter
Fotosfer : Disebut juga lapisan cahaya adalah bagian Matahari yang dapat dilihat
manusia, dimana batas sebelah luar dari fotosfer merupakan
pinggiran (tepi) cakram matahari yang tampak seperti cahaya putih.
Inti Matahari : Bagian dalam Matahari yang merupakan tempat terjadinya
proses pembentukan energi melalui reaksi fusi rantai proton-proton
Komet : Benda antar planet yang terbentuk dari es yang sangat padat, dan ketika
mendekati Matahari mengeluarkan gas berbentuk kepala yang
berpijar dan semburan yang terlihat seperti ekor
Korona : Lapisan atmosfer Matahari yang terletak di sebelah atas kromosfer
Koronagraf : alat teleskop khusus yang digunakan untuk mengamati Korona
Kromosfer : lapisan yang terdapat di atas lapisan fotosfer, yang disebut juga
atmosfer Matahari, yang sebagian besar disusun oleh unsur
hidrogen
Meteor : Lintasan cahaya di langit yang merupakan pijaran pada bagian luar
meteoroid yang timbul akibat gesekan antara meteoroid dengan
atmosfer Bumi yang menyebabkan panas.
Meteoroid : Benda angkasa yang merupakan anggota tata surya yang
kemungkinan barasal dari komet dan pecahan-pecahan asteroid
Meteorit : Meteoroid yang jatuh di permukaan Bumi
Plasma : Seluruh massa materi pembentuk Matahari, karena pada suhu yang
sangat tinggi (suhu Matahari) semua atom akan terionisasi
sempurna membentuk plasma
Satelit : Suatu benda kecil yang bergerak mengitari suatu planet sebagai pengiring
Spektroskopi : Cabang ilmu fisika yang secara khusus mempelajari spektra
Matahari dengan menggunakan bantuan spektroskop,
spentrometer, atau spektograf